ARTIKEL LITERASI SEKOLAH
GERAKAN
LITERASI SEKOLAH MENUMBUHKAN BUDAYA BACA
PESERTA
DIDIK
By. Ukha_1217
Abstrak
Mukarrama
Ismail. 2016.
Gerakan Literasi Sekolah Menumbuhkan Budaya Baca
Peserta Didik
Kata Kunci : Gerakan Literasi
Sekolah, Budaya Baca 15 menit, Pendidik,
Peserta Didik
Gerakan
Literasi Sekolah bertujuan untuk menumbuhkan budi pekerti anak melalui budaya
literasi (membaca dan menulis). Gerakan ini ditumbuhkan karena sesuai hasil
penelitian Programme for International Student Assessmen (PISA) menyatakan
bahwa pada tahun 2012, budaya literasi masyarakat Indonesia terburuk kedua dari
65 negara yang diteliti di dunia. SMAN 1 Ma’rang sebagai salah satu lembaga
pendidikan di kabupaten Pangkajene dan Kepulauan menerapkan Gerakan Literasi
Sekolah yaitu menerapkan budaya baca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Setiap
siswa diharapkan memiliki minimal 1 buku non mata pelajaran.
Gerakan
budaya baca ini memberikan dampak positif bagi siswa, karena selain mereka
membiasakan diri membaca, juga melatih siswa dalam berkomunikasi secara baik,
sopan dan tertata. Dan otomatis hal tersebut berdampak pada mindset atau pola pikir peserta didik.
Gerakan literasi ini akan semakin menumbuhkan budaya membaca dan menulis.
A. Pendahuluan
Pendidikan
di Indonesia memiliki beberapa kurikulum, salah satunya adalah Kurikulum
Berbasis Kompetensi dimana mengimplementasikan metode pembelajaran Contekstual Teaching And Learning. Dan
saat ini sedang di implementasikan adalah Kurikulum Nasional yang masih
bersinergi dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Pendidikan di Indonesia saat
ini sedang menggalakkan gerakan literasi di seluruh lembaga pendidikan utamanya
sekolah sebagai lingkungan dimana siswa aktif dalam pembelajaran.
Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (SisDikNas) nomor 20/2003 pasal 4 ayat 5,
menjelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Selain itu dalam
rangka mengimplementasikan Permendikbud no.23 tahun 2015 tentang Penumbuhan
Budi Pekerti, Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki program Gerakan Literasi Bangsa
(GLB) dimana tujuan gerakan tersebut adalah untuk menumbuhkan budi pekerti anak
melalui budaya literasi (membaca dan menulis).
Mengapa gerakan ini ditumbuhkan karena sesuai hasil penelitian Programme for International Student Assessmen (PISA) menyatakan bahwa pada tahun 2012, budaya literasi masyarakat Indonesia terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Jadi negara kita berada pada urutan 64 dari 65 negara. Selain itu budaya membaca peserta didik kita juga sangat rendah, keinginan peserta didik untuk bersentuhan langsung dengan buku adalah penyebab utamanya sehingga minat baca peserta didik semakin rendah.
Mengapa gerakan ini ditumbuhkan karena sesuai hasil penelitian Programme for International Student Assessmen (PISA) menyatakan bahwa pada tahun 2012, budaya literasi masyarakat Indonesia terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Jadi negara kita berada pada urutan 64 dari 65 negara. Selain itu budaya membaca peserta didik kita juga sangat rendah, keinginan peserta didik untuk bersentuhan langsung dengan buku adalah penyebab utamanya sehingga minat baca peserta didik semakin rendah.
Budaya
membaca dan menulis memang harus ditanamkan sedini mungkin, tidak terkecuali
oleh guru. Seorang guru harus bisa memberi motivasi kepada siswa untuk gemar
membaca dan menulis. Pastinya bukan sekedar seruan belaka dan tanpa contoh
nyata. Budaya literasi yang sekarang digalakkan oleh pemerintah kita sebenarnya
di mediatori oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) yang merupakan organisasi profesi
yang berupaya meningkatkan kualitas guru dan mutu pendidikan di Indonesia.
Provinsi
Sulawesi Selatan telah melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah. Menurut Walikota
Makassar Bapak Danny Pomanto dalam berita-sulsel.com mengatakan bahwa gerakan
GLS memperkuat pendidikan di Sulawesi Selatan. Literasi penting bagi peserta
didik untuk membuka dan mengembangkan wawasan berpikir peserta didik akan
berbagai permasalahan yang dapat mereka temukan dari berbagai referensi.
Sejalan
dengan hal di atas, SMAN 1 Ma’rang sebagai salah satu lembaga pendidikan di
kabupaten Pangkajene dan Kepulauan menerapkan Gerakan Literasi Sekolah yaitu
menerapkan budaya baca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Setiap siswa
diharapkan memiliki minimal 1 buku non mata pelajaran. Dan hal ini yang mendorong saya selaku guru
dan wali kelas untuk menanamkan budaya baca sejak saya di mutasi ke SMAN 1
Ma’rang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
B. Pembahasan
Gerakan
Literasi Sekolah yang telah dideklarasikan baik oleh Provinsi maupun Dinas
Pendidikan Kabupaten memberikan motivasi baru dalam dunia pendidikan. Sekolah
sebagai lembaga pendidikan, dimana peserta didik menimba ilmu perlu
mengembangkan gerakan literasi ini. Hal ini sangat penting bagi dunia
pendidikan karena perintah membaca sudah ada sejak dulu. Dalam ajaran Islam,
perintah Allah SWT yang pertama kepada Rasul-Nya Muhammad SAW adalah Iqra atau
bacalah. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan membaca sangatlah penting, untuk
inilah literasi muncul dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi manusia
utamanya pendidik dan peserta didik yang setiap hari terjun langsung dengan
buku dan pulpen.
Bertitik
tolak dari hal di atas, saya sebagai seorang guru geografi sekaligus wali kelas
mengaktifkan siswa baik di dalam maupun di luar kelas atau alam sebagai media
pembelajaran dalam berliterasi. Hal ini saya lakukan dengan mengaplikasikan
alam sebagai media nyata yang dapat dilihat oleh peserta didik dibantu dengan
berbagai buku pelajaran. Tapi sebelum materi pelajaran dimulai saya membiasakan
peserta didik untuk melakukan budaya baca yaitu membaca buku non mata pelajaran
selama 15 menit yang sudah tersedia di meja baca.
Perpustakaan sekolah kami tidak banyak
menyediakan referensi sehingga ada keterbatasan siswa dalam mengerjakan tugas
dan atau laporan, sehingga mengharuskan mereka ke warnet atau browsing melalui smartphone mereka. Tapi keterbatasan
itu, tidak menghalangi kami untuk mengimplementasikan gerakan literasi di
sekolah maupun dalam meningkatkan kompetensi peserta didik.
Gerakan budaya baca ini memberikan dampak positif bagi siswa, karena selain mereka membiasakan diri membaca, juga melatih siswa dalam berkomunikasi secara baik, sopan dan tertata. Dan otomatis hal tersebut berdampak pada mindset atau pola pikir peserta didik. Gerakan literasi ini akan semakin menumbuhkan budaya membaca dan menulis. Dan sebagai pendidik kita telah mengajarkan bahwa kunci untuk membuka dunia adalah dengan membaca. Akhir kata guru mulia karena karya yaitu untuk menghasilkan generasi berliterasi.
Gerakan budaya baca ini memberikan dampak positif bagi siswa, karena selain mereka membiasakan diri membaca, juga melatih siswa dalam berkomunikasi secara baik, sopan dan tertata. Dan otomatis hal tersebut berdampak pada mindset atau pola pikir peserta didik. Gerakan literasi ini akan semakin menumbuhkan budaya membaca dan menulis. Dan sebagai pendidik kita telah mengajarkan bahwa kunci untuk membuka dunia adalah dengan membaca. Akhir kata guru mulia karena karya yaitu untuk menghasilkan generasi berliterasi.
C. Kesimpulan
Pendidikan
di Indonesia saat ini sedang menggalakkan gerakan literasi di seluruh lembaga
pendidikan utamanya sekolah sebagai lingkungan dimana siswa aktif dalam
pembelajaran hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(SisDikNas) nomor 20/2003 pasal 4 ayat 5, menjelaskan bahwa pendidikan
diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung
bagi segenap warga masyarakat.
Selain itu dalam rangka mengimplementasikan Permendikbud no.23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki program Gerakan Literasi Bangsa (GLB) dimana tujuan gerakan tersebut adalah untuk menumbuhkan budi pekerti anak melalui budaya literasi (membaca dan menulis).
Mengapa gerakan ini ditumbuhkan karena sesuai hasil penelitian Programme for International Student Assessmen (PISA) menyatakan bahwa pada tahun 2012, budaya literasi masyarakat Indonesia terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Selain itu budaya membaca peserta didik kita juga sangat rendah, keinginan peserta didik untuk bersentuhan langsung dengan buku adalah penyebab utamanya sehingga minat baca peserta didik semakin rendah.
Selain itu dalam rangka mengimplementasikan Permendikbud no.23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki program Gerakan Literasi Bangsa (GLB) dimana tujuan gerakan tersebut adalah untuk menumbuhkan budi pekerti anak melalui budaya literasi (membaca dan menulis).
Mengapa gerakan ini ditumbuhkan karena sesuai hasil penelitian Programme for International Student Assessmen (PISA) menyatakan bahwa pada tahun 2012, budaya literasi masyarakat Indonesia terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Selain itu budaya membaca peserta didik kita juga sangat rendah, keinginan peserta didik untuk bersentuhan langsung dengan buku adalah penyebab utamanya sehingga minat baca peserta didik semakin rendah.
Budaya
membaca dan menulis memang harus ditanamkan sedini mungkin, tidak terkecuali
oleh guru. Seorang guru harus bisa memberi motivasi kepada siswa untuk gemar
membaca dan menulis. Sejalan dengan hal di atas, SMAN 1 Ma’rang sebagai salah
satu lembaga pendidikan di kabupaten Pangkajene dan Kepulauan menerapkan
Gerakan Literasi Sekolah yaitu menerapkan budaya baca 15 menit sebelum
pelajaran dimulai. Setiap siswa diharapkan memiliki minimal 1 buku non mata
pelajaran.
Gerakan
budaya baca ini memberikan dampak positif bagi siswa, karena selain mereka
membiasakan diri membaca, juga melatih siswa dalam berkomunikasi dengan baik.
Dan otomatis hal tersebut berdampak pada mindset
peserta didik. Gerakan literasi ini akan semakin menumbuhkan budaya membaca
DAFTAR
PUSTAKA
Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Gerakan Literasi Bangsa untuk Membentuk
Budaya Literasi. Website. Jakarta.
Berita-sulsel.com. 2016. Gerakan Literasi Sekolah. Makassar.
0 Response to "ARTIKEL LITERASI SEKOLAH"
Posting Komentar