ARTIKEL K3 TAHUN 2018 LOLOS PENJURIAN KESHARLINDUNGDIKMEN


LABORATORIUM GEOGRAFI SALAH SATU HARDWARE DALAM MENCEGAH BAHAYA ADRIH
(Pengalaman Terbaik Dalam Mengajar Geografi)

 By. Ukha_1217

A.    Pendahuluan
Upaya dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan terus berlangsung, tidak terkecuali dengan mata pelajaran geografi sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yaitu“untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demogratis serta bertanggungjawab” merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik dan orang tua siswa di sekolah.
Geografi merupakan bidang kajian ilmu alam dan ilmu sosial yang membahas objek yang ada di permukaan bumi. Kedua bidang kajian ilmu ini memiliki praktek lapangan, bahkan guru lebih sering berinteraksi bersama siswa di luar kelas sehingga pengimplementasian materi lebih melekat di hati dan pikiran siswa. Dalam penerapan materi tentu guru dihadapkan pada beberapa permasalahan seperti kesehatan siswa terganggu sedangkan pada praktek lapangan menjaga keselamatan siswa adalah yang paling utama.
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di sekolah adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat belajar yang aman, sehat, bebas dari asap rokok, pencemaran lingkungan, polusi suara, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari penyakit bahkan kecelakaan yang dapat menghambat aktifitas pembelajaran di kelas dan di tempat praktek lapangan. Beberapa permasalahan di atas dapat dihindari jika kepala sekolah disiplin dalam menerapkan aturan, misalnya penjaga kantin sekolah tidak membiarkan siswa makan dan minum pada jam pelajaran, penjaga kantin ikut andil dalam menjaga kebersihan sekolah, disediakan petugas pembersih sekolah, guru, staf sekolah dan siswa disiplin dalam menerapkan LISA (Lihat Sampah Ambil). 

Sekolah adalah lembaga pendidikan dimana kegiatan edukatif maupun adminsitratif tersusun dengan baik dan terencana. Untuk mendukung terlaksananya kegiatan, dibutuhkan situasi yang nyaman dan kondusif agar aktifitas berjalan lancar. Kondisi yang nyaman, sehat, dapat meningkatkan semangat mengajar guru dan konsentrasi belajar siswa. Untuk mewujudkan kondisi yang nyaman, sehat dan kondusif, sekolah perlu memperhatikan berbagai aspek, salah satunya adalah aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah tujuan dari semua warga sekolah, artinya tidak ada satupun orang yang menginginkan sakit dan tidak selamat saat beraktifitas. Hal ini bukan hanya tugas dan tanggung jawab guru mata pelajaran tapi semua stakeholder yang ada di lingkungan sekolah termasuk penjaga kantin sekolah.
SMAN 9 Pangkep, termasuk sekolah yang dalam masa perkembangan karena berusia 10 tahun berada pada topografi datar dan rendah sehingga pada saat musim hujan tergenang oleh air. Disisi lain, sekolah masih memiliki lahan kosong yang luas. Hal ini dikarenakan dulunya merupakan daerah empang disamping itu, karena perkembangan sekolah jalan ditempat  menyebabkan sekolah masih kekurangan sarana dan prasarana. Berkaitan dengan hal ini, guru dan siswa belum merasa nyaman dan sehat dengan kondisi sekolah saat ini utamanya pada musim hujan karena genangan air dapat menimbulkan penyakit dan menghambat aktifitas pembelajaran di luar kelas. Mata pelajaran geografi yang sering menggunakan objek di luar kelas sebagai media pembelajaran terkadang harus keluar sekolah dan tugas guru selain memberikan materi juga harus menjaga keselamatan seluruh siswa. Oleh karena itu, sebagai guru geografi sangat membutuhkan laboratorium IPS sebagai tempat pelaksanaan praktek utamanya pada kondisi darurat di luar kelas.
Laboratorium merupakan tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dan non ilmiah yang dibedakan sesuai disiplin ilmunya. Khusus laboratorium geografi merupakan tempat siswa berkreasi, menemukan ide, membangun motivasi, kerjasama, nasionalis dalam membuat objek studi geografi fisik dan objek studi geografi sosial. Menurut Sumarmi (2012 : 3), ada tiga faktor yang mendukung keberhasilan pembelajaran, yaitu : (1) Perangkat Keras/Hardware, meliputi ruang belajar, peralatan praktik, laboratorium, dan perpustakaan; (2) Perangkat Lunak/Software, meliputi kurikulum, program pembelajaran, manajemen sekolah, dan sistem pembelajaran; (3) Perangkat Pikir/Brainware, meliputi kepala sekolah, guru, siswa, dan orang-orang yang terkait hal tersebut. Peranan laboratorium Geografi adalah salah satu hardware yang menunjang keberhasilan pembelajaran dan menghindarkan guru dan siswa dari bahaya ADRIH, akan tetapi laboratorium geografi sangat jarang ditemukan di setiap sekolah.
  
B.     Pembahasan
1          1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja difilosofikan sebagai hasil pemikiran sehingga berupaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani pekerja dan manusia pada umumnya, dengan hasil karya dan budayanya dapat menjadi masyarakat makmur dan sejahtera. Dalam pasal 86 UU NO. 13 tahun 2003, dikatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama. Sesuai pasal di atas sangat jelas bahwa setiap individu berhak untuk dilindungi termasuk segala aktifitas di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah yang berkaitan dengan pendidikan.
Pada dasarnya pengertian kesehatan dan keselamatan kerja yang biasa dikenal dengan K3, berpatokan pada tiga pendekatan, yaitu pendekatan filosofi, pendekatan ilmiah dan pendekatan praktis. Pendekatan filosofi merupakan suatu pola pikir dimana tenaga kerjanya diprioritaskan jaminan keselamatan dan kesehatannya sebagai manusia seutuhnya baik perlindungan jasmani maupun perlindungan rokhaniah. Pendekatan Ilmiah merupakan bidang kajian ilmunya sangat luas tidak hanya pada ilmu kesehatan dan keselamatan kerja tapi juga pada ilmu kajian yang lain, seperti bidang industri, ekonomi, statistik, kedokteran, rekayasa, kimia dan sebagainya. Sedangkan pendekatan yang terakhir adalah pendekatan praktis merupakan upaya yang dilakukan untuk meminimalisir timbulnya bahaya-bahaya (Hazard) dan resiko (Risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan bahkan diwajibkan mencegah terjadinya permasalahan tersebut.
Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja warga SMAN 9 Pangkep dimulai sejak memasuki gerbang sekolah pukul 07.30 sampai pukul 14.00. Diawali oleh staf tata usaha dan guru piket yang bertugas sebagai keamanan menjemput siswa dan mengarahkan ke mushallah untuk melaksanakan shalat dhuha secara berjamaah. Sedangkan siswa yang terlambat akan dikumpulkan oleh guru piket untuk membersihkan halaman sekolah selanjutnya siswa diarahkan ke mushallah untuk mengaji (Penerapan Pendidikan Karakter). Kegiatan tetap dalam pengawasan dan perlindungan guru piket dan keamanan. Pembiasaan kegiatan ini selain meningkatkan kedisiplinan juga menanamkan pendidikan karakter gotong royong dan mandiri yang mulai terbentuk dengan dibiasakan melaksanakan shalat dhuha dan menjaga kebersihan sekolah.
Kebersihan sekolah adalah salah satu bagian dari kesehatan. Sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Warga sekolah dapat dikatakan sehat jasmani jika lingkungan sekolah bersih, tersedia WC guru dan siswa, terpisah tempat pembuangan sampah organik dan anorganik, banyak variasi tanaman dan pohon dan yang paling utama adalah sehat rohani tidak ada pemaksaan dalam melaksanakan aktifitas pembelajaran, saling menghormati antar siswa, guru dengan warga sekolah yang lain, dalam budaya lokal disebut dengan sipakainge, sipakalebbi, dan sipatokkong.
Status kesehatan seseorang menurut Blum (1981) ditentukan oleh empat faktor, yaitu : (1) Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik/anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme), dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan); (2) Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku; (3) Pelayanan Kesehatan meliputi promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi; (4) Genetik meliputi faktor bawaan setiap manusia.
Lingkungan sosial budaya dan perilaku (sikap, kebiasaan dan tingkah laku) merupakan dua faktor yang sangat berpengaruh pada kesehatan siswa. Lokasi SMAN 9 PANGKEP berada di dekat pasar dimana warga masyarakatnya sembarangan membuang sampah di samping pasar yang merupakan akses jalan menuju ke lokasi sekolah. Pemandangan ini tentu sangat mengganggu aktifitas warga sekolah akibat budaya masyarakat yang tidak berubah walaupun sudah berkali-kali diberikan arahan untuk membuang sampah pada tempatnya. Budaya membuang sampah sembarangan masih melekat pada sebagian masyarakat yang tentu saja merupakan orang tua siswa sehingga sikap, kebiasaan dan tingkah laku orang tua akan menurun kepada anaknya. Salah satu penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia adalah keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar penduduk.  Pendidikan dan pengajaran di sekolah yang dapat mengubah budaya dan perilaku siswa yang salah, guru mampu mengubah mindset siswa yang kurang baik melalui pendidikan karakter yang diterapkan oleh sekolah masing-masing.
Sedangkan keselamatan kerja atau biasa dikenal dengan safety secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya. Dari segi kelimuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapan dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam lingkungan sekolah keselamatan kerja identik dengan keselamatan warga sekolah dalam melaksanakan proses pembelajaran, biasanya terjadi ketika siswa mengendarai motor, kecelakaan dalam praktek baik di laboratorium maupun di luar sekolah. Pada mata pelajaran Geografi timbulnya bahaya-bahaya (Hazard) dan resiko (Risk) lebih ringan dari pada mata pelajaran seperti kimia dan fisika karena tidak menggunakan alat kelistrikan dan zat kimia.


2          2. Laboratorium Geografi Salah Satu Hardware Mencegah Bahaya ADRIH
Belajar di luar kelas merupakan objek terbaik saya dalam mengajar dan mentransfer ilmu kepada siswa karena banyak objek studi geografi yang dapat saya eksplore kepada siswa dan guru tidak sebatas menjelaskan materi tapi menampakkan keaslian objek yang diamati. Berbagai cara dilakukan oleh guru ataupun pihak sekolah untuk selalu meningkatkan serta mendukung proses belajar siswa yang lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau proses belajar, salah satunya yang terkait dengan pusat sumber belajar, media belajar dan tempat belajar yang layak. Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa mata pelajaran di sekolah seperti IPA, IPS, Bahasa, dan Seni tidak lepas dari suatu kegiatan praktikum yang dapat dilakukan di luar  maupun di dalam ruangan. Kegiatan di dalam ruangan lebih dominan dilakukan oleh mata pelajaran IPA sedangkan untuk mata pelajaran IPS utamanya geografi membutuhkan keduanya karena mempelajari objek studi geografi dapat dieksplore di dalam dan di luar kelas, kecuali untuk materi tertentu mengharuskan siswa praktek lapangan seperti materi Penginderaan Jauh.
Laboratorium adalah salah satu perangkat keras atau hardware dalam menunjang keberhasilan pembelajaran. Disetiap sekolah pasti memiliki laboratorium tapi umumnya hanya untuk mata pelajaran IPA, jarang ditemukan laboratorium IPS, misalnya untuk mata pelajaran geografi. Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah (1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam; (2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran; (3) Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial; (4) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan; (5) Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai berikut :
1                1. Sumber belajar.
        Tujuan pembelajaran dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan dari           laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan 
         percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah 
         yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif.
2         2. Tempat menemukan dan mengimplementasikan metode pembelajaran.    
               Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan             metode pengamatan.
3         3. Sebagai prasarana pendidikan.
               Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran terdiri dari ruang             yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan kondisi yang dapat dikendalikan,                     khususnya peralatan untuk melakukan percobaan. Laboratorium memiliki peranan yang                   penting   sebagai salah satu fasilitas sekolah yang menunjang aktifitas pembelajaran dan   melakukan eksperimen untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Pengetahuan dapat dibangun melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Objek studi geografi ada dua yaitu objek fisik dan objek sosial. Objek fisik berkaitan dengan gejala-gejala alam yang dapat diekplore siswa dengan bantuan guru di laboratorium, seperti membuat miniatur gunung api beserta proses letusannya, angin tornado, landscape patahan dan lipatan, sehingga laboratorium bukan hanya sebagai tempat praktek tapi miniatur rupa bumi dengan memajang hasil buatan siswa. Dalam proses tersebut menggunakan berbagai alat dan bahan yang tentunya membutuhkan pantauan guru geografi karena terkadang siswa melakukan aktifitas yang tidak sesuai dengan aturan atau terjadi kecelakaan kecil saat praktek baik yang tidak disengaja maupun sengaja dilakukan oleh teman sekelasnya. Ketidakdisiplinan siswa ini dapat dikategorikan sebagai incident yaitu terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, misalnya siswa tiba-tiba mengalamai sakit perut, pingsan. Incident merupakan salah satu bahaya ADRIH, yaitu Accident, Danger, Risk, Incident dan Hazard.

Bahaya-bahaya ADRIH yang saya maksud disini meliputi : (1) Accident, yaitu kejadian yang menimbulkan korban baik manusia maupun benda, misalnya kecelakaan mobil ketika menuju lokasi praktek, peserta praktek terjatuh pada saat mendaki gunung; (2) Danger, yaitu peluang bahaya ada tapi dapat dicegah melalui tindakan preventif, misalnya menyediakan obat-obatan; (3) Risk, yaitu memprediksi besarnya bahaya sebelum melakukan praktek lapangan; (4) Incident, yaitu peristiwa yang dapat menyebabkan atau potensi mengarah pada kecelakaan;  (5) Hazard, yaitu sumber bahaya potensial yang dapat menyebabkan kerusakan (harm). Hazard dapat berupa bahan-bahan kimia, bagian bagian mesin, bentuk energi, metode kerja atau situasi kerja.
Accident adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan, dan pencemaran lingkungan. Accident dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja, termasuk ketika siswa melakukan praktek lapangan. Pelajaran Geografi akan lebih sempurna penyampaian materinya jika dibarengi dengan praktek lapangan, karena pembelajaran konvensional tidak lagi mampu menyampaikan informasi materi dengan efektif utamanya materi yang berkaitan dengan Penginderaan Jauh, Satelit, Citra Foto Udara, Pemetaan, Sistem Informasi Geografis yang melibatkan ICT dalam penggunaannya oleh karena itu, pembelajaran yang baik adalah melibatkan langsung siswa dalam penggunaan alat, misalnya materi Penginderaan Jauh, siswa harus mendatangi langsung satelit LAPAN yang ada di kota Parepare untuk melihat bagaimana proses perekaman berlangsung, memahami fungsi atau manfaat alat Penginderaan Jauh. Pada saat menuju lokasi praktek bisa saja terjadi hal yang tidak diinginkan yaitu kecelakaan, sehingga guru geografi harus memperingatkan siswa untuk berhati-hati dalam setiap tindakannya termasuk ketika siswa mengeksplore objek di daerah pegunungan, siswa harus menjaga kelestarian lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan setiap siswa menanam satu pohon sebagai penghijauan.
Danger adalah peluang bahaya ada tapi dapat dicegah melalui tindakan preventif atau pencegahan misalnya sebelum berangkat praktek lapangan mesin dan alat kendaraan dicek, siswa sarapan sebelum berangkat praktek, sedangkan untuk praktek di laboratorium guru menyampaikan informasi atau mengingatkan siswa tentang pentingnya mematuhi tata tertib laboratorium, saling menjaga dan tolong menolong, memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan serta akibat yang ditimbulkan apabila disalahgunakan, dan memeriksa aliran listrik di dalam laboratorium. Praktek yang dilakukan di laboratorium geografi memungkinkan terjadinya danger yang lebih kecil karena mata pelajaran geografi tidak memerlukan zat kimia dan aliran listrik seperti pelajaran kimia dan fisika, tapi peluang bahaya lebih besar ketika melakukan praktek di luar sekolah karena jarak sekolah dengan lokasi praktek lumayan jauh dan membutuhkan alat transportasi untuk menjangkau lokasi.
Risk atau resiko adalah memprediksi besarnya bahaya sebelum melakukan praktek lapangan. Hal ini dapat dilakukan guru sebelum melakukan praktek yang berisiko tinggi misalnya dengan meninjau lokasi objek di daerah pegunungan. Praktek tidak boleh dilaksanakan pada musim hujan karena resiko danger lebih tinggi. Kondisi cuaca sering berubah-ubah ditambah lagi kondisi permukaan tanah yang miring dapat menyebabkan kecelakaan pendakian. Laboratorium geografi dapat menjadi bentang alam kedua untuk siswa dalam mengamati objek keruangan dan kelingkungan. Bentuk rupa bumi dapat dimasukkan ke dalam laboratorium melalui praktek pembuatan objek fisik geografi.  
Incident adalah peristiwa yang dapat menyebabkan atau potensi mengarah pada kecelakaan yang tidak disengaja ataupun disengaja. Incident yang terjadi di laboratorium dapat berupa siswa merusak alat-alat laboratorium tanpa disengaja oleh karena itu sebelum praktek dimulai guru telah menjabarkan tujuan pembelajaran materi praktek dan guru menanamkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran.
Bahaya yang terakhir adalah hazard yaitu sumber bahaya potensial yang dapat menyebabkan kerusakan (harm). Hazard dapat berupa bahan-bahan kimia, bagian bagian mesin, bentuk energi, metode kerja atau situasi kerja. Hazard atau bahaya ini akan tetap menjadi bahaya tanpa menimbulkan dampak/konsekuensi ataupun berkembang menjadi accident bila tidak ada kontak (exposure) dengan manusia. Sebagai contoh, panas yang keluar dari mesin pesawat tidak akan menimbulkan kecelakaan jika kita tidak menyentuhnya. Proses kontak antara bahaya dengan manusia ini dapat terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu (1) Manusia yang menghampiri bahaya; (2) Bahaya yang menghampiri manusia melalui proses alamiah; (3) Manusia dan bahaya saling menghampiri. Berdasarkan jenisnya, bahaya dapat diklasifikasikan atas bahaya primary hazard, bahaya biologi dan bahaya psikososial.
           
C.    Kesimpulan
Mentransfer ilmu kepada siswa tidak harus membatasi ruang gerak guru, memanfaatkan alam adalah ruang terbaik mentrasnfer ilmu utamanya bagi mata pelajaran geografi karena objek alam seperti dataran tinggi, dataran rendah, plato, landscape, sungai, danau dll adalah bukti nyata ilmu pengetahuan yang dapat siswa amati, jelaskan dalam sebuah penelitian. Disisi lain sebagai salah satu disiplin ilmu yang membahas objek fisik dan objek sosial geografi juga membutuhkan laboratorium sebagai salah satu hardware dalam menunjang keberhasilan pembelajaran. Disetiap sekolah jarang ditemukan laboratorium geografi, selalu dijadikan yang kedua setelah mata pelajaran IPA. Oleh karena itu, sebagai guru geografi tentu ingin memajukan dunia Pendidikan melalui berbagai hal, salah satunya menyempurnakan sarana dan prasarana mata pelajaran geografi.
Materi geografi lebih cenderung menggunakan praktek di luar kelas dan ini adalah pengalaman terbaik saya dalam mentransfer ilmu geografi kepada siswa, guru tidak terikat oleh ruang gerak yang sempit dan siswa tidak perlu menghayalkan objek yang dijelaskan guru karena objek alam adalah pelajaran terbaik untuk siswa. Akan tetapi dalam pelaksanaannya tentu ada hasard atau bahaya yang mengancam baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Guru geografi perlu diberikan pemahaman tentang materi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran baik dikelas, laboratorium maupun di luar kelas. Salah satu yang dapat mengurangi resiko bahaya ADRIH adalah laboratorium.
Laboratorium memiliki peranan yang penting sebagai salah satu fasilitas sekolah yang menunjang aktifitas pembelajaran dan melakukan eksperimen untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Pengetahuan dapat dibangun melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Objek studi geografi ada dua yaitu objek fisik dan objek sosial. Objek fisik berkaitan dengan gejala-gejala alam yang dapat diekplore siswa dengan bantuan guru di laboratorium, seperti membuat miniatur gunung api beserta proses letusannya, angin tornado, landscape patahan dan lipatan, sehingga laboratorium bukan hanya sebagai tempat praktek tapi miniatur rupa bumi dengan memajang hasil buatan siswa. Dalam proses tersebut menggunakan berbagai alat dan bahan yang tentunya membutuhkan pantauan guru geografi karena terkadang siswa melakukan aktifitas yang tidak sesuai dengan aturan atau terjadi kecelakaan kecil saat praktek baik yang tidak disengaja maupun sengaja dilakukan oleh teman sekelasnya. Ketidakdisiplinan siswa ini dapat dikategorikan sebagai incident yaitu terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, misalnya siswa tiba-tiba mengalamai sakit perut, pingsan. Laboratorium lebih cenderung mengurangi resiko hasard daripada praktek dilakukan di luar kelas atau di lapangan, akan tetapi ada beberapa materi tertentu yang mewajibkan siswa terjun langsung di alam. Kegiatan praktek lapangan tentu membutuhkan berbagai persiapan sebelum dilaksanakan, baik dari ilmunya maupun peralatannya sehingga mata pelajaran geografi membutuhkan bimbingan teknis mengenai kesehatan dan keselamatan kerja untuk guru dan siswa.
Salah satu saran yang dapat diberikan sebagai guru geografi adalah meratakan sarana dan prasarana di sekolah baik mata pelajaran IPA, IPS  dan Bahasa karena sarana dan prasarana sangat menunjang keberhasilan pembelajaran salah satunya adalah laboratorium yang merupakan hardware bagi guru dan siswa untuk berinovasi dan meningkatkan kreatifitas pembelajaran.



DAFTAR REFERENSI


Rubiyanti Nur. 2015. Nurrubiyanti.blogspot.co.id/2015/II/pentingnya-menerapkan-k3lh-di.html


Safrida. 2016. K3 Dalam Pembelajaran MIPAwww.kesharlindungdikmen.com


Triyono Agus. 2016. Dasar – Dasar  K3. www.keshalindungdikmen.com






















Subscribe to receive free email updates:

5 Responses to "ARTIKEL K3 TAHUN 2018 LOLOS PENJURIAN KESHARLINDUNGDIKMEN"