ARTIKEL DIGITAL CREATIVE
DIGITAL CREATIVE
By. Ukha_1217
Pembelajaran abad 21 menuntut perubahan dari pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran aktif untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia. Dunia pendidikan harus mengalami tranformasi agar dapat relevan dengan tantangan masa kini yaitu dunia digital dimana guru dan siswa harus mampu beradaptasi dengan teknologi bahkan berinovasi dalam pembelajaran. Guru abad 21 berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswanya.
Pembelajaran geografi juga membutuhkan transformasi, begitu pula posisinya sebagai guru harus bisa mengimplmentasikan ICT dan non ICT dalam pembelajaran. Satu diantaranya yang amazing adalah e-learning Quipper School dimana saya sebagai salah satu ambassador Quipper School Indonesia. E-learning adalah satu bentuk teknologi informasi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran untuk membantu guru dan siswa lebih efektif, efisien berkomunikasi. Quipper School adalah salah satu e-learning di Indonesia yang dapat memudahkan pekerjaan guru untuk mengelola tugas dan ulangan siswa.
Menjadi bagian Ambassador Quipper School tahun 2015, pengalaman menarik yang didapatkan karena Quipper mengadakan meet up di beberapa kota di Indonesia. Guru ambassador bertemu dan berbagi pengalaman, walaupun sebenarnya guru ini sudah sangat akrab di grup media sosial yang dibuat oleh Quipper. Mengikuti Meet up Quipper dua kali yaitu di kota Makasar pada tanggal 26 September 2015 dan kota Surabaya pada tanggal 24 Oktober 2015. Kegiatan ini tentu menambah motivasi para ambassador karena dapat berbagai pengalaman tentang penggunaan Quipper, apa kekurangan konten yang telah ada sehingga Quipper dapat memperbaiki dan menambah fitur-fitur yang dibutuhkan guru dan siswa.
Quipper School yang lahir di era digital serta guru sebagai pendidik sangat tepat menjadi Distributors of Wisdom. Quipper menyediakan media digitalnya sedangkan guru sebagai pelaksana tindakan, dituntut bukan hanya mampu bersinergi dengan dunia digital, mengetahui berbagai aplikasi yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sehingga siswa yang merupakan penerima tindakan mengapresiasi kegiatan di kelas lebih mudah, seru dan menyenangkan. Mengapa siswa sangat mengapresiasi dunia digital ??? Dalam kesehariannya siswa tidak pernah terlepas dari smartphone, media sosial, hal ini sebuah kewajaran karena dunia digital creative adalah dunia mereka yang sejak lahir telah bersentuhan dengan teknologi yang disebut dengan generasi digital native.
Pengguna digital native menitikberatkan pada anak-anak TK hingga mahasiswa di perguruan tinggi karena mereka setiap harinya aktif menggunakan komputer, laptop, internet, handphone, dan smartphone sehingga tidak mengherankan jika seorang bayi sekalipun menyukai handphone yang diputarkan musik. Dampak teknologi sangat besar terhadap perilaku para digital native karena mampu menerima informasi dengan cepat, ter update dan mampu melakukan pekerjaan lebih dari satu (multi tasks). Salah satu bukti yang dapat saya uraikan adalah pengalaman saya dalam mengajar. Terkadang pada saat siswa mengerjakan tugas di kelas online Quipper School atau tugas lainnya, siswa meminta ijin untuk mendengarkan musik, dan hal itu saya pahami karena saya sendiri suka dengan musik (catatan : tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas lain). Perilaku digital native bekerja, berkreasi dalam situasi yang serius namun santai, bekerja tim, dan mampu bekerja secara multi tasks.
Berkaitan dengan hal di atas, gurulah yang mampu menghidupkan suasana kelas dengan baik, mengatur kegiatan pembelajaran dengan berinovasi. Penggunaan teknologi sangat tepat diberikan kepada siswa karena sebagai digital immigrant (seseorang dimana masa anak-anak hingga remajanya sudah terlewati kemudian berkembang komputer) seorang guru tidak mampu menghambat perkembangan teknologi. Yang harus dilakukan adalah mengikuti zaman siswa digital native, dan menyeimbangkan sangat perlu gurulah yang mengajari siswa tentang teknologi sehingga guru mengetahui konten dan metodologi yang tepat untuk siswa.
Selain e-learning Quipper School, saya juga menerapkan berbagai aplikasi seperti barcode game, movie maker, komik pembelajaran, youtube, google, dan video pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran.
Barcode Game adalah aplikasi yang sangat disukai oleh siswa karena selama ini hanya melihat hasil barcode di plastik makanan. Tapi dalam pembelajaran geografi mengajarkan kepada siswa cara membuat dan membaca barcode seperti membuat artikel, merumuskan pertanyaan dan menguraikan penjelasannya sehingga siswa menjadi kreatif, aktif dan bersemangat karena di pertemuan berikutnya dilanjutkan dengan game pembelajaran yang dilakukan di luar kelas.
Latar belakang siswa dengan kondisi perekonomian menengah ke bawah, setiap saat menyediakan hotspot untuk melancarkan proses pembelajaran. Kelancaran sebuah pembelajaran ditentukan oleh media yang digunakan oleh guru. Buku bukan satu-satunya media yang dapat digunakan tapi siswa dapat menjelajahi dunia melalui internet dan berbagai aplikasi yang disediakan seperti youtube dan google.
Dunia digital creative tentu dapat melemahkan dunia pendidikan melalui dampak negatif yang ditimbulkan tapi disinilah peran guru dan orang tua untuk menjelaskan arti penting teknologi digital dan penggunaannya. Guru memiliki kewajiban mengajarkan cara menggunakan internet dengan cerdas seperti menggunakan handphone, laptop, modem, kamera dan berbagai alat digital lainnya dalam kegiatan pembelajaran.
Aplikasi digital creative yang digunakan untuk menambah motivasi belajar siswa adalah komik pembelajaran. Dengan aplikasi ini siswa dapat membuat komik berisi materi pelajaran geografi. Komik sebagai satu kegemaran anak-anak dari sekian banyak kegemarannya sehingga aplikasi ini dapat guru pergunakan untuk berinovasi dalam pembelajaran.
Pusat pembelajaran adalah siswa sedangkan guru sebagai motivator dan fasilitator. Pembelajaran geografi akan menarik jika dipadukan antara objek studi geografi yang menyangkut kehidupan sehari-hari, teknologi digital creative dan bahan ajar menggunakan alat sederhana. Siswa tidak butuh ceramah yang monoton tapi harus berinteraksi langsung dengan objek agar mampu berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan berkarakter. Paling utama bahwa teknologi tidak akan pernah menggantikan guru tapi guru yang tidak menggunakan teknologi akan tergeser oleh guru yang aktif mengaplikasikan teknologi.
Menjadi guru yang menginspirasi adalah dambaan setiap pendidik, manfaatkan digital creative untuk mengubah pembelajaran lebih inovatif, kreatif, menarik, menyenangkan dan berbobot sehingga guru lebih mudah untuk melaksanakan pembelajaran. Siswa akan merasakan pengalaman yang berbeda sesuai masanya.
Ini menginspirasi saya. Thanks for giving
BalasHapusTERIMA KASIH PAK
BalasHapus